Jabatan Imam

Jabatan imam adalah jabatan yang ditetapkan TUHAN dan tidak bisa diperebutkan (28:1). TUHAN menetapkan Harun dan anak-anak-Nya untuk memegang jabatan imam secara turun-temurun. Selain Harun dan keturunannya, tidak ada orang lain yang boleh menjadi imam. Jabatan imam adalah jabatan yang mulia karena imam adalah orang yang menjadi perantara (wakil) dalam hubungan Allah dan manusia. Tugas imam adalah melaksanakan seluruh tugas peribadatan serta mengajarkan hukum-hukum TUHAN kepada umat Allah. Seorang yang bukan imam dilarang keras ikut menyelenggarakan ibadah. Pakaian seorang imam adalah pakaian khusus yang dilengkapi dengan berbagai asesoris (kelengkapan) yang bersifat simbolis. Jelas bahwa pakaian jabatan seorang imam ini adalah pakaian yang amat mahal karena asesoris yang dipakai sebagian berupa emas dan permata. Pakaian imam terdiri dari tutup dada, baju efod, gamis, kemeja yang ada raginya, serban, dan ikat pinggang (28:4). Salah satu hal yang menarik adalah bahwa asesoris permata pada pakaian imam bertuliskan nama-nama para anak Israel (28:9, 21, 29). Dengan demikian, setiap imam seharusnya sadar bahwa mereka mewakili seluruh umat Allah, bukan mewakili diri mereka secara pribadi.

Sesudah Bait Suci dihancurkan Jenderal Titus pada tahun 70 AD, jabatan imam sudah tidak ada, tetapi fungsi imam (yang mewakili umat untuk berdoa kepada Allah dan mewakili Allah untuk mengajar umat agar menaati perintah Allah) masih ada dan fungsi itu dibebankan kepada semua orang percaya (1 Petrus 2:9; Wahyu 1:6). Apakah Anda sudah ikut menjalankan fungsi imam dengan menaikkan doa bagi orang lain serta saling mengingatkan dengan saudara seiman untuk menaati TUHAN? [P]